Senin, 25 November 2013

never stop fighting


Mengenali diri sebagai manusia, mengenali diri sebagai insan yang bernyawa, mengenali diri sebagai suatu organisme yang tersusun dari susunan molekul yang Allah susun sedemikian rupa, serta mengenali diri sebagai seorang insan yang Allah anugerahkan pikiran untuk senantiasa beriman kepada-Nya tanpa sedikit keraguan, semua itu penting untuk kita lakukan agar kita tahu kemana kita akan membawa diri kita, agar kita tahu jalan mana yang harus kita lalui, dan bagai aliran air kita akan tahu kemana kita akan bermuara.
Oleh karena itu, penting sekali kita memaknai dari mana kita berasal, dan kemana kita akan kembali.
Berbicara tentang mengenali diri, perlu kita kenal kapasitas diri kita, perlu sekali kita mengenal kelebihan apa yang kita punya pada diri kita dan kekurangan apa yang kita punya, dengan begitu kita dapat menentukan langkah apa yang akan diambil untuk menjalani proses peningkatan kapasitas diri.
Mengapa kapasitas harus kita tingkatkan? yaitu untuk mensyukuri bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, untuk mensyukuri bahwa Allah telah memberikan drajat tertinggi pada manusia diantara makhluk-makhluk lainnya, untuk mensyukuri bahwa Allah menciptakan kapasitas diri manusia yang dapat berkembang tanpa kita ketahui batasnya, dan yang terpenting adalah karena kita takkan pernah berhenti berjuang mulai dari saat kita bukan apa-apa hingga kembali lagi  menjadi bukan apa-apa.
Bayangkan! ketika awal mula akan terciptanya manusia pada teori embriologi, mulai dari yang namanya fertilisasi atau bertemunya sperma dengan ovum, tidak se simple mereka bertemu lalu jadilah kita. Tapi disana ada berbagai rangkaian proses dan pengaturan yang jika kita betul - betul hayati, ada tanda dan kebesaran Allah di sana. Manusia tercipta dari mani yang di dalamnya terdapat berjuta-juta sel sperma yang siap untuk membuahi ovum, tapi tak semuanya sperma dapat membuahi ovum. Jutaan sperma berbondong-bondong bergerak menuju ovum yang siap dibuahi, bersaing dan berusaha bertahan dari keasaman cervix uterus (leher rahim) yang mematikan bagi sperma, di sinilah terjadi seleksi alam yang nyata, disinilah terjadi pengaturan kebesaran Allah yang nyata, bahwasanya bibit sperma yang terbaik yang dapat bertahan melewati semua itu. Hanya dari proses awal saja sudah terbukti bahwa Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.

"Demi buah tin dan zaitun. Demi bukit Sinai dan kota mekkah yang aman. Sesungguhnya manusia diciptakan dalam bentuk yang baik" (Q.S At Tiin : 1-4)

Walaupun berbeda negara, berbeda bangsa, berbeda status sosial, berbeda fisik, bahkan berbeda kasta, tapi Allah menciptakan manusia itu sama, yaitu dalam keadaan yang sebaik-baiknya keadaan. Penilaian manusia lah yang membuat kita semua terlihat berbeda, karena apa terlihat berbeda? Karena harta? kekuasaan? kasta? Cantik? Ganteng? Semua itu hanyalah penilaian manusia yang sungguh itu fana adanya, manusia hanya menilai dengan ketidaktahuannya.
Dengan demikian, sudah dapat dipastikan dan sekarang kita harus sadar serta menanamkan pada mindset kita bahwa manusia semua Allah ciptakan dalam keadaan baik, oleh karena itu takkan ada sedikitpun celah di hati kita untuk sesuatu yang dinamakan "sombong", takkan ada lagi di mind set kita "aku lebih baik daripada dia" yang ada adalah "yuk kita saling melengkapi dengan segala kekurangan dan kelebihan kita untuk berjalan beriringan untuk menggapai cinta-Nya".
Dengan potensi yang Allah anugerahkan, menjadi modal untuk kita manusia yang tak henti-hentinya berjuang hingga pada suatu permuaraan atau tujuan utama, yaitu Ridho-Nya.
Setelah fertilisasi yaitu penyatuan sperma terbaik dan ovum perjuangan terus berlanjut, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan mengalami berbagai fase yang sangat rumit dengan segala keseimbangan pengaturan yang Allah lakukan sangat detel sehingga sedikit saja kesalahan bisa sangat fatal akibatnya. Kembali lagi jika kita mempelajari tumbuh kembang embrio di sana kita juga akan melihat betapa Allah itu maha besar. 
Setelah terlahir, dan manusia tumbuh dewasa, mulailah ujian datang mendera, ujian yang dihadapi semata-mata merupakan kasih sayang Allah, sebuah jalan yang Allah berikan untuk menuju ridho-Nya. Terkadang ujian hidup terasa berat, berliku-liku, hingga di suatu titik menjadikan diri berpikir paling menderita sendiri. Paadahal ujian yang Allah beri merupakan salah satu bentuk rasa cinta-Nya terhadap manusia, dan sungguh Allah memberikan ujian melainkan sesuai dengan kemampuan manusia. Takkan mungkin Allah memberikan ujian di luar batas kemampuan manusia yang diuji. Setiap ujian selalu ada jalan keluarnya, cuma terkdang manusianya sendiri yang tak mau memampukan diri untuk mencari jalan keluarnya. Sungguh beruntung manusia yang mendapatkan ujian yang amat berat, artinya kapasitas diri manusia itu sebanding dengan besarnya ujian yang Allah berikan.
Pada akhirnya, sampailah manusia pada permuaraan yang takkan ada satupun manusia yang tahu kapan dirinya sampai ke permuaraan itu, dan di permuaraan itulah manusia menghitung perbekalan apa yang telah mereka kumpulkan untuk bekal di permuaraan itu.
Ikhtiar, daya juang tinggi, serta lillahita'ala dalam menjalani segala macam yang ada di dalam hiduo ini, insyaAllah kapanpun kita sampai pada permuaraan itu kita akan selalu siap, "because we never stop to fight!".




Tidak ada komentar:

Posting Komentar