Jumat, 08 November 2013

Hijrahku

       Tak ada bosannya saya menulis tentang cinta, karena bahsan ini menarik dan juga sampai saat ini saya belum sepenuhnya mengerti arti cinta yang sebenarnya, mungkin saya akan berhasil memahami arti cinta saat saya telah "pantas" memetik cinta itu. Perlu diketahui, saya punya prinsip "tidak pacaran", kedengarannya extrim ya? Tapi inilah saya, dan itu memang sebuah prinsip yang saya pegang, insyaAllah istiqomah.
Tidak munafik saya akui saya pernah pacaran, saya pernah punya yang namanya "cinta monyet", saya pernah melancarkan jurus-jurus gombalan dahsyat yang saya lontarkan kepada "cinta monyet" itu, saya juga pernah galau, menghabiskan waktu berharga untuk sekedar ngobrol yang sebenernya gak penting bersama yang bukan mukhrim saya. Astagfirullah, jika ingat ke sana merinding juga ya, betapa dosa saya menggunung saat itu, betapa waktu saya banyak terhabiskan oleh hal yang sia-sia. 
       Sedikit bercerita awal mula saya istiqomah pada prinsip "tidak pacaran" ini, seperti yang sudah saya bilang dulu saya pernah menjalin sebuah hubungan yang disebut "pacaran". Menghabiskan waktu dengan si doi, membual dengan gombalan dahsyat dari mulut yang membuai, hingga dunia serasa hanya milik berdua sampai-sampai melupakan sekitar yang begitu peduli pada diri saya tapi saya tidak mempedulikannya. Itulah fase yang pernah saya lewati, dan 2 tahun terjerumus dalam fase itu bukan waktu yang sebentar. 
       Semakin terbuai dengan indahnya "cinta" yang sesungguhnya itu semu, semakin menjauhkan diri ini dari sang penguasa hati. "Cinta" yang semu membuai diri untuk lalai mengadu pada sang illahi, "cinta" yang semu membuai diri untuk berprilaku tidak selayaknya sebagai seorang muslim, "cinta" yang semu keraskan hati, untuk sekedar mendengar nasehat sekitar pun enggan. Betapa jika dosa itu berwujud, sungguh saya malu melihat gunung raksasa yang tebentuk dari dosa itu, dan jika saja dosa itu berbau, sungguh saya malu untuk menampakkan diri karena bau yang menyengat itu. Tapi Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sungguh qodarnya selalu memiliki rencana yang begitu dahsyat indahnya. Suatu hari ketika pengumuman penerimaan murid akselerasi dan saya diterima, dan itu artinya kesibukan saya sebagai murid SMA akselerasi akan 2 kali bahkan 3 kali lipat dari siswa reguler, dan si doi mungkin menyadari hal tersebut hingga merenggangkan kedekatan kami, mulai mencari celah dari masalah yang terjadi pada hubungan kami, hingga semua hal menjadi sangat sensitif yang menyulut perselisihan antara kami, puncaknya kata "putus" pun terjadi. 
       Apakah saya galau? Ya saat itu saya dilanda virus galau akut hingga menjadi kronis, hingga saya memutuskan tidak mau lagi pacaran, tapi saat itu belum lillahi ta'ala, masih menjadi prinsip yang belum tepat, yang terbentuk hanya karena rasa sakit. Namun kembali lagi Allah menunjukan kebesaran-Nya dengan mendatangkan seorang sahabat dia seorang yang mampu mengikis perlahan rasa pedih di hati, menyusun buraian puzzle hati yang sudah berantakan, membuka mata dan telinga saya untuk mendengarkan sekitar. 
"Jika kamu tahu ketika matamu tertutup, dan ketika matamu hanya terfokus dengan sebuah lukisan indah yang sungguh itu semu, kamu tak menyadari bahwa banyak sekali lukisan indah yang nyata di sekitarmu, buka matamu kawan, lukisan-lukisan indah itu ingin merangkulmu dan ingin engkau rangkul, buka sumbatan ditelingamu karena lukisan-lukisan indah itu ingin bernyanyi untukmu. Dan lukisan yang paling indah rindu akan rayuanmu, karena sungguh saat engkau merayu pada lukisan terindah itu, hati mu akan berbalik menjadi tentram, karena Dia Yang Maha membolak-balikan hati"
Sebuah kata yang penuh makna, meluluhkan kerasnya hati saat itu, seketika merindukan untuk merayu pada sang penguasa hati. Hingga diri ini bermuhasabah, kembali merayu pada sang Illahi, dan mulailah terbentuk Prinsip yang perlahan tapi pasti terus memperkokoh diri.
        Dan sebenernya hobi nulis ini juga salah satu media saya dalam memperkokoh prinsip ini dengan menyibukan diri untuk menjadi manusia yang bermanfaat untuk sekitar, untuk menjadi manusia yang selalu berusaha menjadi lebih baik lagi, menjadi manusia yang ingin pantas di hadapan Allah.

Barrakallah, semoga sharing pengalaman saya dapat menjadi inspirasi untuk pembaca sekalian. :)

1 komentar: