Minggu, 28 Desember 2014

Jika Kau Tanya Aku

Cinta itu seperti letupan yang terjadi bgitu saja. Meletup, lalu terjadilah sebuah keteraturan. Keteraturan rasa, keteraturan motivasi, keteraturan prioritas, dan keteraturan tujuan. Seperti Big Bang Theory, Letupan dahsyat secara tiba-tiba dari sebuah titik tunggal episentrum yang menghasilkan keteraturan tata surya.
Pertanyaannya, Siapakah yang menyebabkan ke”tiba-tiba”an tersebut?
Cinta itu seperti potensial aksi dari sebuah serabut syaraf, yang mengalirkan impuls dari satu serabut ke serabut lain, menyebar sesuai arah rambatannya, lalu timbulah cetusan aksi.
Pertanyaannya, Siapakah yang memulai potensial aksi tersebut?
Cinta itu sederhana, seperti sehelai kertas putih nan polos, yang bisa kita tulisi dengan berbagai kisah, berbagai rasa, berbagai cita, terbawa oleh pena-pena yang mengarahkannya ke arah mana.
Pertanyaaannya, Siapakah yang menyediakan kertas kosong tersebut?
Jika suatu hari nanti kau tanya aku “Kenapa engkau mencintaiku?”.
"Aku tak punya banyak alasan kenapa aku mencintaimu, karena ketika alasan-alasan itu kian pudar, berarti cintaku pun demikian. cukuplah aku mencintaimu oleh karena Yang memulai ke"tiba-tiba"an itu, Yang memulai potensial aksi itu, dan Yang menyediakan sehelai kertas kosong itu. Dia lah satu alasan yang aku percaya takkan pernah pudar." Itu jawabku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar