Senin, 26 Januari 2015

Menoleh Sejenak

"Pengalaman adalah guru terhebat kehidupan." Seperti kata orang bijak, yang entah namanya tak kuketahui sampai sekarang. 
"Hidup itu bergerak maju, tapi sesekali perlu juga menoleh ke belakang, untuk sekedar mengingat dan belajar, lalu mensyukuri keberadaan diri dimana kaki berpijak saat ini, dan tak jatuh ke kubangan lumpur yang sama. Tapi jangan kebanyakan noleh, nanti kejebak masa lalu." haha. Mungkin kusederhanakan saja seperti itu.
Pagi yang tak begitu cerah dan tak begitu mendung, adem, membuat gairah untuk produktifitas terkekang diatas gravitasi kasur yag terlalu kuat untuk dilawan rasanya, ah liburan ini membuat banyak malasnya, dan cuaca mendukung. Kembali terlelap.
Tak begitu lama, sampai "dering telponku membuatku tersenyum di pagi hari~"[sambil nyanyi bernada sumbang], haha just kidding, yang benar adalah “dering telponku membuatku agak melek di pagi hari”. That’s an invitation from my old friends, ya kebetulan mereka juga sedang libur dan mengajakku berkumpul dan hangout, untuk sekedar bernostalgia katanya, maklum, selepas lulus SMA, jarang banget ketemu sama kawan-kawan seperjuanganku ini, alasan klasik, sibuk kuliah.
Melepas rindu, diawali dengan bertanya kabar masing-masing, kabar kuliah, dan lain sebagainya seputar kehidupan masing-masing yang kami jalani selama tak bersua. Menarik, rasanya nyaris genap 3 tahun tak mengobrol asyik seperti itu, rasanya  seperti bertemu kawan baru, pada awalnya, kaku. ah mungkin itu hanya karakterku saja.
Kawan-kawanku ini sudah terlihat makin dewasa ternyata, terakhir kali kuingat, kita masih kekanak-kanakan, dulu, nyanyi-nyanyi gak jelas di kelas ketika guru sedang tak ada, “berkelahi” karena hal - hal sepele nan kekanak-kanakkan, mengobrol asyik dikelas membahas segala hal mulai dari ujung kaler ke ujung kidul, haha masa-masa itu.
Banyak menarik nafas panjang rasanya, selama berkisah masa-masa itu, dimana mungkin kami tak sempat merasakan “indahnya masa SMA”, yang kata kebanyakan orang sih,  masa-masa SMA adalah masa-masa paling indah. Masa dimana si tampan bertemu si cantik, masa dimana si cupu di bully di sekolah, masa dimana bisa hangout bareng kawan-kawan di akhir pekan, atau bahkan momen menunggu pujaan hati di lorong sekolah yang disaksikan semut-semut kecil yang berbaris di dinding yang menatap curiga. Sayangnya kami bukan kebanyakan orang itu. Mungkin hanya secuil kisah indah versi kebanyakan orang yang kami lalui selama menjalani tuntutan lulus SMA dalam 2 tahun saja. But you know? kami punya potongan puzzle kisah indah versi kami, bukan seperti versi kebanyakan orang, sungguh indah, yang bisa kami tertawakan bersama hari ini. Bahagia itu sungguh sederhana.
Hari yang cukup panjang, untuk sekedar menggali memori masa lalu, saling mengingatkan momen-momen yang mungkin sudah terlalu usang dan agak terlupakan, dan teringat kembali, dan kembali bisa kami tertawakan bersama, sungguh nostalgia adalah salah satu kegiatan favoritku akhir-akhir ini.
Sampai pada bahasan, "masa-masa jahiliyah", oh sungguh aku tertegun mengingat semua itu. Nafasku agak tertahan, mengigat sisi lain di masa-masa itu, astagfirullah, mengingat salah satu potongan puzzle masa lalu itu membuatku terdiam, takzim, mengingat dan menghitung berapa banyak waktu yang aku sia-siakan. ah masa-masa itu. [geleng-geleng kepala]. "Terimakasih telah mengingatkan. :)" hatiku berbisik sore itu, selepas hari yang panjang yang telah kami habiskan.
Sebagaimanapun usahaku, sebagaimanapun kencang aku berlari menjauh, sebagaimanapun aku melempar jauh tuk membuang dan mengubur semua memori itu, tetap saja, masa lalu adalah potongan episode kehidupan yang mengantarkanku pada hari ini, sebuah potongan kecil dari puzzle kehidupan yang tersusun rapi bersama potongan-potongan lain yang membangun diriku hari ini. 
Ah aku salah selama ini, aku terlalu naif untuk tak mengakui kepada diri bahwa aku mempunyai potongan kisah kecil itu, dari keseluruhan kisah hidupku hingga hari ini. Potongan kisah yang  patut disyukuri akan keberadaannya, dan tentu menjadi pembelajaran yang sangat berharga untuk hari ini, dan  hari yang akan datang untuk anak-cucuku kelak. 
"Hidup itu bergerak maju, tapi sesekali perlu juga menoleh ke belakang, untuk sekedar mengingat dan belajar, lalu bersyukur atas keberadaan diri dimana kaki berpijak saat ini, dan tak jatuh ke kubangan lumpur yang sama."
-Fauzianrifqi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar