Senin, 26 Januari 2015

Menerima

Susah memang, menerima sebuah kenyataan yang tak sesuai dengan ekspektasi, tak sesuai dengan besarnya harapan dan angan, tak sesuai blue print yang telah disusun jauh-jauh hari. Ya, itu susah, susah untuk diterima hal seperti itu. Manusiawi.
Merajuk? marah? kesal? Lantas, apakah semua itu dapat merubah semua menjadi sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan? Lantas, apakah masih saja kau berdamai dengan sebuah ratapan atas sebuah perasaan kesia-sia-an dari usaha yang telah dilakukan? Ah, lebih tepatnya, apakah masih saja kau buang waktumu dengan hal yang sia-sia itu?
"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin." lagi-lagi terinspirasi dari kata-kata bang Tere yang satu ini. 
Tak serta-merta angin membawa daun jatuh di tempat yang tak tepat. Mungkin saya sederhanakan saja kalimat bang Tere yang penuh arti filosofis itu hehe.
Daun yang beruntung mungkin adalah dia yang terjatuh ditempat yang indah sesuai harapan, tempat dimana daun itu “menua”, lalu mati dalam keadaan tentram hati, tiada angan yang tak tergapai. oh sungguh takdir idaman.
Namun, tahukah kau? ada yang jauh lebih beruntung dari daun tersebut. Dia adalah yang terbang dibawa angin dan jatuh di tempat yang ia tak pernah bayangkan sama sekali dalam  harapnya, dan ia yang tak pernah membenci angin yang membawanya, serta ia yang bersyukur berada di tempat itu, walau tak sesuai angan indahnya. Lalu apa? Lalu ia menua, mengering, dan bersama daun-daun yang jatuh bersamanya, dan memberikan kesuburan di tempat dimana ia terjatuh.
Hidup ini indah, ketika hati gembira, menerima, lalu dapat bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar