Selasa, 21 Oktober 2014

Permataku, engkau berharga

Permataku, engkau berharga sayang, engkau cantik menawan banyak hati tuk menggapaimu.
Permataku, engkau yang kusayang, tak rela hati ini kala ada yang menjamah hatimu.
Permataku, kini engkau telah tumbuh dewasa. Aku hendak menjagamu, bukan menghakimimu.
Permataku, hijabmu bukan kekangan untukmu, tapi itu brangkas baja yang melindungimu, hingga orang segan tuk menjamahmu, karena engkau berharga.
Permataku, hijabmu bukan sekedar kau kenakan tuk menutupi ragamu, hendaknya menjadi teladan akan akhlaqmu, hendaknya hijabmu ingatkanmu bahwa dirimu berharga sayang. hendaknya hijabmu ingatkanmu betapa cerewetnya aku ketika menasihatimu.
Permataku, ingatkah pertanyaanku saat itu? “Apakah kamu menganggap dirimu berharga?” maka jika kamu anggap dirimu berharga, hendaknya hanya orang yang berharga pula yang mendapatkan hatimu, yaitu orang yang bersabar hingga ia dan engkau siap dan pantas untuk merangkai kisah yang indah. Semua ada waktunya, semua ada masanya.
Permataku, hanya untaian do’a dariku yang bisa kuberikan saat ini kala kita jauh.
Permataku, jadilah tetap berharga, menjadi kebanggaanku, kebanggaan orangtua kita.
Do’a ku menyertaimu dek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar