Senin, 20 Oktober 2014

KITA

Kita adalah kita yang saat ini, merangkai nada dijalan masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, goreskan kisah dijalan masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, mencari apa yang hendak dicari di jalan masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, bangkit dari kelam perbaiki diri di jalan masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, menjadi pribadi yang lebih baik di jalan kita masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, terpisahkan jarak yang sangat jauh dan berjalan di jalan masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, memegang teguh pendirian di jalan masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, iman kita yang membuat kita berada di naungan yang teduh di jalan kita masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, berjanji untuk menjadi pribadi yang sukses di jalan kita masing-masing.
Kita adalah kita yang saat ini, mengukir jejak, menyusuri terowongan panjang yang diujungnya terlihat setitik cahaya yang kian membesar seiring berjalannya waktu, seiring hentakan langkah di jalan kita masing-masing.
Kadang aku merindukan kita yang belia, yang tak perlu terus bertanya dalam hati “Akankah kita bertemu di persimpangan jalan itu suatu hari nanti? Lalu berjalan bersama di jalan yang sama, bukan jalan kita masing-masing. Merangkai nada, menggores kisah, mencari banyak hal, menjadi pribadi yang baik, serta memperkokoh iman di jalan yang sama yang kita tapaki.”
Duhai engkau yang satu hari nanti menjadikan “aku” menjadi “kita”, Allah punya rencana yang indah yang tidak kita ketahui, Allah punya puisi indah yang telah tertulis di lauhul mahfuz-Nya yang tidak kita ketahui. 
Kita adalah kita yang saat ini, yang terus percaya ada hal indah di persimpangan jalan sana, entah itu aku menjadi kita, ataukah kamu menjadi kalian, ataukah aku menjadi kami. Semua terangkai indah, syahdu dalam lantunan simfoni kuasaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar